Analisis Ekonomi Perkebunan Kakao (coklat)
Analisis ini berdasarkan wawancara bersama petani sekitar dan merupakan gambaran umum (bukan secara real)
Kelompok perkebunan kakao Sidodadi yang terletak di daerah ketinggian Gunung Kidul yang tepatnya di Dusun Gumawang, Desa Putat, Kecamatan Patuk. Kelompok perkebunan kakao Sidodadi berdiri sejak 04 Februari 1985 yang saat ini beranggotakan 70 orang, 62 laki-laki dan 8 orang wanita. Kelompok perkebunan kako Sidodadi ini memiliki luas area perkebunan kakao mencapai 21,7 ha.
Struktur organisani kelompok perkebunan kakao Sidodadi, sebagai berikut :
Pelindung : Tumiyo
Ketua : Edi S, Warsono
Skretaris : Waluyo, Mulyadi
Bendahara : Priharyanto, Sumiran
Seksi pelatihan petani : Hadi Wiradjo
Seksi intensifikasi : Lugiyo
Seksi pemasaran : Karsilan
Seksi perlintan : H. Warsito
Seksi saprodi : Wagiran
Analisis Ekonomi
Ketua kelompok perkebunan kakao Sidodadi bapak Edi menebutkan analisis ekonomi dengan luas lahan kakao 6000 m2, adalah sebagai berikut :
Pengeluaran
Pengolahan lahan : Rp 2.000.000,00
Bibit kakao 660 x Rp 3000,00 : Rp 1.980.000,00
Pupuk kandang 3.000 kg x Rp 700,00 : Rp 2.100.000,00
Pupuk kimia 300 kg x Rp 4.000,00 : Rp 1.200.000,00
Tenaga kerja : Rp 1.000.000,00
Perawatan 1 thn/pohon Rp 15.000 x 600 : Rp 9.000.000,00
Lain-lain : Rp 500.000,00 +
Total : Rp 17.780.000,00
Kebutuhan bibit yang diperlukan 6000 m2 adalah 600 bibit, namun disedikan 60 bibit untuk sulam apabila ada tanaman yang mati dikemudian hari. Sehingga total bibit yang diperlukan adalah 660 bibit.
Pemasukan
Pohon kakao menghasilkan kakao kering minimal 1,5 kg/pohon dan maksimal 3,5 kg/pohon dalam satu tahuan. Untuk memudahkan dalam perhitungan ketua kelompok perkebunan kakao Sidodadi merata-ratakan produk kakao kering menghasilkan 2,5 kg/pohon dalam satu tahun, sedangkan untuk harga kakao kering adalah Rp 25.000,00 /kg.
Penjualan kako kering (2,5 kg x 600 pohon) x Rp 25.000,00 = Rp 37.500.000,00
Pendapatan
Total pendapatan diperoleh: .Rp 37.500.000,00-Rp 17.780.000,00 = Rp 19.720.000,00 /thn
R/C RATIO
R/T Ratio=(Total Pendapatan)/(Total Pengeluaran)
R/T Ratio=(Rp 37.500.000,00)/(Rp 17.780.000,00) = 2.109
Artinya, setiap penambahan biaya sebesar Rp 1000,00 akan diperoleh pendapatan Rp 2109,00.
BREAK EVEN POINT
BEP Harga=(Total biaya)/(Harga Jual)
BEP Harga=(Rp 17.780.000,00)/(Rp 25.000,00) = 711,2
BEP Produksi=(Total Biaya)/(Total Produksi)
BEP Produksi=(Rp 17.780.00,00)/(1500 kg) = 11853,33
Artinya, titik impas Budidaya Tanaman Perkebunan Kakao dicapai ketika produksi kakao 711,2 kg atau pada harga jual kakao Rp 11.853,33.
Dalam penjualan produk kakao, kelompok perkebunan kakao Sidodadi tidak mengalami kebingungan, karena sudah ada suatu PT yang siap menerima produk dari kelompok Sidodai dangan harga tinggi. Produk yang dihasilkan oleh kelompok Sidodadi ini telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Posting Komentar untuk "Analisis Ekonomi Perkebunan Kakao (coklat)"