Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Potensial Air Jaringan

I. PENDAHULUAN
A. Tujuan
Tujuan pelaksanaan praktikum fisiologi tumbuhan ini adalah untuk mengukur nilai potensial air di dalam jaringan tanaman Ubi Kayu dengan metode grafimetri.

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani Ubi Kayu 
Ubi kayu (Manihot esculenta Cranz) merupakan bahan pangan potensial masa depan dalam tatanan pengembangan agribisnis dan agroindustri. Di Indonesia ubi kayu dijadikan makanan pokok nomer tiga setelah padi dan jagung. (Wargiono, 1979)
Taksonomi Ubi Kayu :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae 
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta Crantz 


B. Potensial Air
Potensial air adalah suatu pernyataan dari setatus energy bebas air, suatu ukuran daya yang menyebabkan air bergerak alam suatu sisem, seperti jaringan tumbuhan, tanah atau atmosfer, atau dari satu bagian ke bagian lain dalam suatu system. (Fast, 1962)

III. METODE KERJA
A. Bahan dan Alat
  1. Bahan : gula pasir, ubi jalar, air(H2O)
  2. Alat : timbangan, pisau, nampan, gelas ukur (50 ml), saringan, beker glas (1000 ml), 9 gelas plastic

B. Cara Kerja
  1. Siapkan 8 buah gelas plastik, masing-asing wadah di isi dengan 100 ml larutan gula dengan molaitas : 0,10; 0,20; 0,30; 0,40 ;0,50; 0,60; 0,70 dan isi 1 gelas 100ml air biasa sebagai pembanding atau kontrol.
  2. Kupas ubi jalar dan potong-potong berbentuk persegi empat dengan ukuran 1-1,5 cm.
  3. Siapkan 30 potong ubi jalar, kemudian letakan disaringan dan celupkan ke dalam air sebanyak dua kali kemudian biarkan tertuntas.(30 potong ubi kayu x 8 glas = 240 potong ubi kayu)
  4. Penimbangan awal dan catat hasil beratnya, setelah itu potongan ubi jalar dilakukan perendaman di dalam larutan gula sesuai perlakuan selama 1,5 jam.
  5. Penimbangan berat akhir dilakukan setelah pencelupan ubi ke dalam air biasa sebanyak dua kali dengan mengunakan saringan serta dalam keadaan tertuntas dan catat hasilnya.

C. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum fisiologi tumbuhan ini dilaksanakan pada Hari Jum’at, 7 Juni 2013 di Laboratorium 


IV. HASIL DAN PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan
Tabel hasil pengamatan sebagai berikut :

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Potensial Air Jaringan

B. Analisa Data

1. Menghitung perubahan berat
Perlakuan 0,00 M (Aquades) = W2 – W1
= 68,70 g – 67,50 g
= 1,20 g
Perlakuan 0,10 M = W2 – W1
= 50,00 g – 49,70 g
= 0,30 g

Perlakuan 0,20 M = W2 – W1
= 45,00 g – 46,70 g
= -1,70 g

Perlakuan 0,30 M = W2 – W1
= 48,70 g – 48,90 g
= -0,20 g

Perlakuan 0,40 M = W2 – W1
= 55,70 g – 56,90 g
= -1,20g

Perlakuan 0,50 M = W2 – W1
= 49,70 g – 52,30 g
= -2,60 g

Perlakuan 0,60 M = W2 – W1
= 45,80 g – 47,60 g
= -1,80 g

Perlakuan 0,70 M = W2 – W1
= 60,00 g – 64,60 g
= -4,60


2. Menghitung potensial osmotik ( ψs)
Diketahui : I  = 1
  R = 0.0831 bar/derajat bebas mol
  T = 26 + 273 = 299 K

Konsentrasi 0.1 M
ψs = - MiRT
= - [(0.10 M) (1) (0.0831 bar/derajat bebas mol) (299 K)]
= - 2,48 bar

Konsentrasi 0.20 M
ψs = - MiRT
= - [(0.20 M) (1) (0.0831 bar/derajat bebas mol) (299 K)]
= - 4,97 bar

Konsentrasi 0.30 M
ψs = - MiRT
= - [(0.30 M) (1) (0.0831 bar/derajat bebas mol) (299 K)]
= - 7,45 bar

Konsentrasi 0.40 M
ψs = - MiRT
= - [(0.40 M) (1) (0.0831 bar/derajat bebas mol) (299 K)]
= - 9,94 bar

Konsentrasi 0.50 M
ψs = - MiRT
= - [(0.50 M) (1) (0.0831 bar/derajat bebas mol) (299 K)]
= - 12,42 bar

Konsentrasi 0.60 M
ψs = - MiRT
= - [(0.60 M) (1) (0.0831 bar/derajat bebas mol) (299 K)]
= - 14,91 bar

Konsentrasi 0.70 M
ψs = - MiRT
= - [(0.70 M) (1) (0.0831 bar/derajat bebas mol) (299 K)]
= - 17,39 bar
C. Grafik Perubahan Berat

Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Potensial Air Jaringan

D. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang dilakukan dengan menggunakan ubi kayu dengan melakukan proses perendaman ke dalam larutan gula dengan konsentrasi 0,00 M; 0,10 M; 0,20 M; 0,30 M; 0,40 M; 0,50 M; 0,60 M dan 0,70 M.
Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat diketahui bahwa pada konsentrasi sukrosa 0,00 M dan 0,10 M menalami penambahan berat, dan pada konsentrasi 0,20 M; 0,30 M; 0,40 M; 0,50 M; 0,60 M dan 0,70 M mengalami pengurangan berat. 
Pergerakan air dari larutan sukrosa menuju sel ubi kayu menunjukkan bahwa konsentrasi air di dalam larutan sukrosa lebih tinggi (hipertonis) daripada konsentrasi air di dalam sel ubi kayu (hipotonis). Dengan demikian larutan sukrosa 0,00 M; 0,10 M disebut larutan hipotonis (larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain). 
Pergerakan air dari sel ubi kayu menuju larutan sukrosa menunjukkan bahwa konsentrasi air di dalam larutan sukrosa lebih rendah (hipotonis) daripada konsentrasi air di dalam sel ubi kayu (hipertonis) Dengan demikian larutan sukrosa 0,20 M; 0,30 M; 0,40 M; 0,50 M; 0,60 M dan 0,70 M (larutan dengan kandungan solute lebih tinggi daripada sekelilingnya).


V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa pada jaringan ubi kayu air akan bergerak dari potensial air yang tinggi ke potensial air yang rendah. Peristiwa difusi terjadi melalui osmosis karena terdapat ruang terpisah satu sama lain oleh membrane selektif permeable . Pada konsentrasi 0,00 M dan 0,10 M terjadi larutan yang hipotonik sedangkan pada larutan dengan konsentrasi 0,20 M; 0,30 M; 0,40 M; 0,50 M; 0,60 M dan 0,70 M terjadi larutan yang hipertonik.

Posting Komentar untuk "Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Potensial Air Jaringan"

Get access to thousands of craft files
Premium fonts & graphics for just $1
Download Free Fonts Now
Create Your Own Bundle Now